Friday 30 August 2013

En la cama: One Night Stand Penuh Perasaan


Film kali ini, agak dewasa. Tapi karena saya bukan menjelaskan dan menceritakan teknik kamasutra, jadi nggak perlu lah di sensor segala haha. En la cama kalo ga salah artinya di dalam kamar. Settingnya emang cuma di dalam kamar hostel gitu (dan kamar mandinya/ bath up). Awalnya saya kira film ini tentang pelacuran atau apalah yang berhubungan dengan sex, tapi ternyata tentang relationship. Memang banyak dibumbui adengan sex dan sebagainya, tapi saya sebagai seorang girlfriend dan wanita, suka banget film ini.

Film Spanyol ini emang hot banget. Bikin mupeng! #lho!?
Saya ambil secuil quote dari web rottentomatoes
"They've been as intimate as two people can be without even knowing each other's names, but now that the initial flames of passion have burnt out, it's time for these two lost souls to truly connect."

Dari sisi saya, walaupun belum pernah mengalami kebanyakan dari adegan film ini, tapi film ini, saya suka gimana suatu masalah dilihat dari sisi pria dan wanita. contoh..
How if you find out that your condom was leaked?
The reaction of man and woman will be different, huh?!
The woman will cry and blame the man who didn't carry a good condom.
The man will take it easy and just do an abortion or something easy. Well, reaksinya emang menggambarkan bahwa otak wanita dan pria berbeda. Ketauan mana yang selfish dan emotional. Yah.. gitu lah pria dan wanita, nggak usah disangkal.


Pesan: kalo nonton musti siap lahir batin dulu. Jangan nonton sama anak umur ingusan. Jangan tiba-tiba kepengen juga ya. Repot..haha
Buat saya sih ini romantis dan lembut :)

Thursday 29 August 2013

Pontypool: Virus Zombie Ditularkan Lewat Kata-Kata

See the words 'them' are repeated? That's how the virus spread. So, Shut up or die..
Pontypool ini film zombie yang cara penyebaran virusnya paling beda dari yang lainnya. Caranya agak ribet. Well, karna saya anak Sastra Inggris yang kadang pelajaran logika ga oke, maka ini mirip pelajaran saya itu. Ribet. Penularan melalui kata-kata. Entah bagaimana kata-kata tertentu menginfeksi orang tertentu. Pokoknya kalo udah denger orang berkata sesuatu dan diulang terus.. Nah, dia zombienya.

Buat saya ini bukan cheessy movie yah, soalnya dari visualnya ga garing, walaupun awalnya agak terlalu banyak cakap ya si Grant. Ya gimana dong, kan ceritanya dia penyiar radio, jadi emang harus cerewet.

Kalo nonton film Zombie, pasti tegangnya karena kejar-kejaran kan?! Di film ini, kita musti mendengarkan dengan baik karena bukan visual yang penting dan itu bikin deg-degan. Yah..walaupun para terinfeksi nantinya juga disorot. Ga selalu action yang gore yang bikin ngeri, cuma dari penokohan dan scriptnya juga bisa loh :)

Ini Grant, si tokoh utama yang kerjanya ngomong terus karna dia seorang penyiar.
He looks like Dr. Gregory House :3
Awalnya saya kira membosankan, tapi terus malah bikin saya promosi ke temen lain buat nonton hahah. Anyway, tetep aja sih kalo yang menginginkan kejar-kejaran dengan samurai atau pistol di tengah kota yang banyak zombienya.. di sini nggak ada. Kejar-kejaran hanya indoor aja :) tapi nggak keliatan kayak komedi situasi yang setnya di dalam rumah terus kok.

Spoiler ya? Gapapa lah. cuma mo kasi tau kalo zombienya bentuknya manusia, bukan rotten human gitu :)

Et maintenant on va où?: Women's Power


Judulnya dalam Bahasa Indonesia berarti 'Sekarang Kita Mau Kemana?'
Film ini buatan Nadine Labaki, seorang aktris dan sutradara dari Lebanon. Google sendiri ya siapa dia. Ini salah satu quote menarik yang bisa menggambarkan sedikit dari film-filmnya:

“I want my movies to be direct,” she insisted. “I am sick of seeing women in mourning in my country, women who see their children die, stuffed into the boot of a car or killed in a bus bomb.”

Yang paling mengena ini:
“I want to explore the fear of the ‘other’ and show this constant search for a better world,” she said.

Film ini emang keliatan banget menyindir permusuhan umat Muslim dan Kristiani yang secara terang-terangan terjadi di mana-mana. Nadine Labaki sebagai Amale adalah salah satu wanita yang menginginkan damai di desanya. Sekelompok wanita dan ibu bersikukuh menjauhkan para pria dari radio atau TV yang membawakan berita perang antar agama yang terjadi di kota saat itu.


Ini adegan awal yang agak membingungkan karena mereka nari ekspresif yang agak sedih gitu dengan backsound yang misterius.
Tarian ini menjelaskan perasaan para wanita di film ini. I was stunned.
Lucunya cara-cara yang dipakai para wanita di desa membuat penonton tertawa. Dari mengundang penari perut, memasak ganja, dan juga pura-pura kerasukan. Hingga pada akhirnya para wanita ini rela melakukan sesuatu yang tidak disangka-sangka, juga membuat penonton menganga karena heran dan takjub. Saya pribadi bersedia memberikan standing applause atas apa yang dilakukan para wanita desa itu.

Betapa saya ingin orang di seluruh dunia menikmati film penuh makna ini. Ini film paling Indah yang pernah saya tonton. Dibuat demi perdamaian yang benar-benar menjadi impian Nadine Labaki, tanpa menjudge ataupun menyalahi kelompok lain. Ini yang namanya emansipasi wanita. Kekuatan wanita dan ibu ada di film ini. 

BUKU dan FILM

Buku? Papa pemakan buku. He gobbles books, because he's crazy of it. Papa yang dulu kerja di suatu perusahaan penerbitan di Jakarta, tiap pulang kantor pasti bawa bacaan. Ntah itu koran, buku gagal cetak, majalah untuk mama, dan Bobo (which I love the most!). Saya akui, saya sebenrnya bukan kutu buku atau pencinta buku, tapi buku di rumah bikin para kutu buku iri dan pengen punya rak besar berisi buku kayak gudang saya di Ciputat dulu. Padahal, waktu salah satu temen cowo saya kasih banyak buku, toh dia juga majang doang. Nggak semua dibaca. Hahahah.
Mau ngaku juga, waktu kecil suka baca Men's Health papa yang untuk ukuran anak SD isinya agak tabu hahaha. Saya suka banget sama bukunya R.L.Stine. Nggak semua dibaca (paling selama ini cuma baca 5 buku), tapi suka gambar covernya. Saya waktu kecil sukanya buku Disney, komik majalah (Power Puff Girls dan WITCH), dan Bobo. Bobo lah yang mengajarkan saya jadi anak imajinatif. Saya juga baca Harry Potter dan Chicken Soup for the Soul.
Lalu, SMP saya beralih ke Djenar Maesa Ayu. Jujur, penasaran sama kata-kata di dalam novelnya yang katanya porno, tapi entah saya suka. Menurut saya, seseorang wajib berlangganan majalah (bukan tabloid gosip loh). Kenapa? Kan mahal..

Saya belajar banyak dari langganan keluarga; dari Kawanku, Gadis, Cosmogirl, Intisari, Reader's Digest.. Tips dan bacaannya menajamkan perasaan, bikin kita tau harus beraksi/berekspresi/simpati/empati seperti apa. Coba deh teliti orang yang suka baca sama nggak.. Saya sering menemukan orang yang nggak suka baca tuh nggak sensitif. Well, kenapa juga saya menyebutkan majalah langganan? Soalnya isinya cepat dicerna, quick, menarik, dan tips-tipsnya langsung nyangkut. Hahahah random deh lama-lama..

Film? Mama suka nonton. Mama cinta film action yang menegangkan dengan detektif dan tembak-tembakkan. Untuk membunuh bosanku sepulang sekolah waktu TK, Video Player . Filmnya dari Disney lengkap, The Sound of Music, The Mask, dan masih banyak lagi. Papa jarang bisa cuti buat pergi ke Puncak atau Bandung, jadi saya dibanjiri buku dan kaset video (dan kaset lagu yang hanya selalu disetel waktu naik mobil aja). Waktu SD punya tetangga yang menyewakan film. Dalam seminggu, duit bekal saya habis hanya untuk sewa VCD. Papa pun menjatah duit sewa VCD Hahahahaa..

Saya cinta mati sama film horror, sampai suatu saat pemilik rental (wanita Indonesia dan pria India)berkata "Kenapa nggak nonton ini aja? Mbak kuatir kalo kamu sering nonton film kayak gini...," tapi ya teteup. Horror. Nontonnya nggak horror aja kok, film lain juga. Udah rental film, setiap pergi saya juga beli film! Ya ampun, agak nggak rela kalo tau sekarang bisa download #eh..

Latah

Gara-gara baca blog filmnya temen yang bahasanya tinggi dan dalem (Sinekdoks), malah jadi ikutan nulis. Well, sebenernya udah lama banget pengen nulis blog buku dan film, cuma..yes cari waktunya ga gampang. Yah.. walaupun di rumah kongkow doang haha.

Jangan harap blog ini berisi kata pintar dan 'gemuk'. Ngga tau ya, mungkin karena saya wanita (umur segini wanita atau cewe ya sebutannya), jadi bahasa yang digunakan sangat emosional.. Yah, baca aja nanti. Dan inget juga, saya menulis dari sisi saya, mungkin juga agak feminin.
Buku dan Film, dunia yang nggak baru buat saya, tapi dunia baru dalam memposting tulisan macam ini.
saya seneng kalo bisa comment-reply sama siapa aja :)